Catatan pengantar untuk seri surat ulang tahun, tersedia di sini.
Seluruh nama, tempat,
dan waktu dalam surat telah saya samarkan.
***
Baiklah, Keinan,
siang ini mungkin sampean sedikit sial menerima pesan sedikit panjang dan
ditulis dengan agak kikuk berikut:
Kemarin lusa kita ngopi, Laras bawa tumpeng dan temen
pean yang lain
bawa kue, aku langsung gagap ketika mereka merayakan ulang tahun sampean sehari
lebih cepat sedangkan aku datang tanpa sedikit saja tahu rencana Laras, juga
datang dengan tangan kosong. Gagap di awal itu membuat pikiranku gagal
memutuskan bagaimana cara yang patut mengucap selamat ulang tahun pada kondisi
seperti itu.
Tetapi perutku lapar dan tumpeng pean lebih mudah
dieksekusi sebab tidak perlu pikir panjang tentang bagaimana cara makan. Senin
pagi aku cerita ke Laras--dengan nada sedikit menggugat--soal gagap itu dan ia
hanya tertawa.
Sial, dia membuat pikiranku makin kikuk.
Karena terlanjur kikuk, aku berpikir untuk cerita saja
tentang beberapa hal, sebagai perayaan kecil ulang tahun. Cerita tentang kikuk,
tentu saja. Pertama-tama: Well, selamat ulang tahun.
Mari kita mulai dari bagian di mana pada hari Rabu, Laras cerita kalau pean akan ke Surabaya.
"Ada acara," katanya. O, aku pengen berbagi buku bagus sebagai hadiah
ulang tahun pean. Dan Andi
menyediakan waktu buat berburu beberapa buku bagus lain yang memang aku cari
sebagai koleksi.
Kabar dari Laras itu, tentu saja, langsung memberi
momentum buat cari buku yang dimaksud. Tetapi Andi baru bisa berangkat hari Senin, dan
di hari Minggu pean bilang kalau langsung ke Malang. Nah, aku pikir, karena
hari ulang tahunnya masih Senin, aku ada waktu buat nyicil kerjaan dan berburu
hari Senin.
Itu rencana yang cukup bagus, sebelum aku terjebak
ngopi di hari Minggu itu.
Senin pun aku masih kikuk dan di beberapa toko buku
lawas, buku yang aku cari nihil. Buku yang bagus buat hadiah juga nihil. Dan
berdasar percakapan bareng Laras, aku tahu beberapa barang cewek: namanya baru
aku dengar selama hidup 24 tahun ini.
Mesin pencari memberi tahu wujud benda-benda itu dan Laras
menertawai lagi saat aku bilang harus googling dulu supaya paham wujudnya.
Tetapi hari Senin aku harus setor tulisan dan barang
yang namanya aneh itu agak susah dicari dalam waktu singkat sebab, di toko
online proses pengiriman cukup lama dan di toko offline cukup butuh waktu
karena deadline. "Di sekitar
sini nggak
ada, Laras?"
tanyaku ke Laras. Ia bilang mungkin nggak ada, lalu aku curhat bahwa urusan
hadiah bagi bocah yang sehari-hari hanya bercokol di depan laptop ternyata
tidak mudah. Laras kembali tertawa dan mengakhiri chating bahwa ia selalu
tertawa. Kadang aku merasa berbakat melawak.
Aku udah nggak tanya-tanya ke Laras dan ternyata
barang itu mudah saja ditemukan. Lalu aku menghadapi masalah lain yang
sebenarnya ini aib, juga agak konyol karena aku cerita langsung ke orangnya:
Yeah... aku kikuk lagi yang mau ngasih.
Kejadian itu sebenarnya terulang lusinan kali.
Sepupuku nikah dan aku beli kado dan aku kikuk mau ngasih, hingga kadonya
dipinjam orang lain dan tak pernah kembali. Aku juga pernah bikin kado buat Andi tetapi nggak pernah sampai ke
orangnya karena soal kikuk. Sialan.
Setelah agak menyerah bagaimana cara mengatasi ini—aku
pilih cerita saja ke orangnya langsung. Aku pikir pean belum pernah dapet surat
konyol tentang bocah yang gagap mengahadapi masalah sehari-hari yang sebenarnya
sepele. Well, senang sekali jika sampean menganggap tulisan ini juga sebagai
selebrasi.
Sekali lagi, selamat ulang tahun. Semoga sampean
bertemu buku-buku menghibur, dan bagaimana kalau kita ketemu sebentar supaya
hadiah ini rampung dan tidak dipinjam orang. Tentu jika pean masih di sekitar sini.
***
Keinan:
Waaahh, kamu sudah bikin surprise dengan menyuguhi
tulisan ini yg begitu panjang (emot
ngakak), dimana siang menjelang sore ini sudah berhasil
memberiku tawa dan menghibur dengan lelucon kikuk ini wehehe. Terima kasih atas ucapan dan doa yg baik
ini semoga kebahagian selalu menyertai muu yaa.
boleh
kita ngopi untuk menuntaskan dan sedikit mengurangi beban pikiranmu. Wkwkwk.