Sabtu, 30 Januari 2021

Bercanda dan Candu

 

 


Catatan pengantar untuk seri tulisan undangan ini, sila baca Simbol Pertemanan.

 

Oleh: Rika Leli Dewi Khusaila Rosalnia

 

Duduk atau pun berdiri sejajar dengan kalian, tak pernah membuatku ragu untuk menatap semesta. Kalian tercipta dengan porsi untuk saling melengkapi fase masing-masing, dengan cara kalian masing-masing pula. Ah, rupanya masih sangat sulit untuk tidak berjumpa.

 

Candamu membawa candu, tawamu tulus menyesakkan ulu. Terima kasih telah menciptakan banyak ruang. Maaf atas segala khilafku.

 

Senja masih dinantikan oleh mata para penikmatnya, begitu pula dengan kehangatan kalian yang masih selalu kunantikan hadirnya. Tentang hari itu yang akan menjadi kisah di hari kelak. 

 

*** 


Sedikit percakapan tentang foto itu:

 

Alasan foto ini berkesan?

 

Sesekali berantem karena acara. Saya yakin, mereka semua adalah tim gerak cepat, tapi anehnya pas hari H, suka menghilang. Paling adu mulut sebentar, lalu cair-cair sendiri. Berantem secara personal juga pernah, dengan beberapa orang, salah satu biangnya karena salah ucap: menanyakan sesuatu yang tak ia sukai. Akhirnya tak disapa, dan efeknya kami ada jarak dalam waktu yang cukup lama. Cara baikan, salah satu dari kami mulai chat dulu, mencairkan suasana. Hahaha.

 

Apa pengalaman konyol yang paling diingat? Baik pada momen bersama, maupun dengan beberapa orang saja.

 

Emm... apa, ya? Kalau sama mereka, apa saja jadi konyol. Paham pola khas cowok, kan? Saya sampek heran banget sama mereka. Oh, iya, kamu kan juga cowok. 

 

Tapi ada satu momen yang susah dihilangkan dari memori, yaitu kekonyolan saya menemani mereka menyelesaikan properti makrab jilid dua, yang pekerjaannya memakan waktu hingga tengah malam lebih. Dan saya cewek sendirian. Ngerjakan di depan pesantren mahasiswi pula. Mereka, cowok-cowok super itu kan suka konyol, di malam itu, di suasana sunyi itu, di depan pesmi mereka tertawa bareng sambil teriak, “Rika Rika mantap jiwa!”

 

Nah, itu kekonyolan mereka yang tidak bisa dikontrol. Saya belum nemu kekonyolan yang saya benar-benar terlibat di dalamnya. 

 

Wah, berarti banyak temen cowok, ya. Pernah cinlok?

 

Hahaha. Pertanyaan yang sering muncul. Kamu yang pernah baca tulisan saya, Lelakiku, pernah nemu intinya nggak

 

Ketemu kalian, teman-teman cowok itu saya udah bersyukur banget. Jadi sayang sekali kalau sampai ada cinlok. Meski begitu, belum pernah ada yang nyantol. Haha. Kalau soal porsi lebih sih ada, bukan porsi rasa. Sejak awal ketemu sampai sekarang saya selalu merasa bercermin jika bareng dia. Banyak hal dari kami yang mirip. Jadi bisa sama-sama belajar mengembangkan diri. Itu saja. Soal cinlok, masih aman. Pertemanan jika ditetesi rasa lain, bakal hancur. 

 

Terakhir, ada pesan yang ingin disampaikan pada mereka?

 

Apa, ya? Jaga diri baik diri kalian. Jangan terus-terusan merasa sok strong. Kadang lemah juga perlu. Teruslah ketawa-ketiwi, haha-hihi. Karena itu bagian dari diri kalian. Semoga kalian selalu mengetuk pintu terbaik. Dan dipersilahkan  menuju ruang yang terbaik pula. Satu hal yang selalu kuminta, tetap hangat. With love.