Menurut peramal menikah adalah
solusi kekurusan dan saya bersyukur ia tidak menganggap semua penyebab kurus
adalah cacingan. Karena jika demikian kita bisa berkesimpulan bahwa menikah
adalah obat cacingan.
Sepertinya tuan peramal keliru dan
barangkali pandangan yang ia klaim ajaib itu memang kerap meleset. Kawan saya
beberapa tahun lalu menikah dan kini tubuhnya tetap saja tipis seperti tubuh
saya, atau dalam pengucapan yang lebih sopan: Posturnya minimalis. Dan kawan yang
demikian cukup banyak. Saya tidak akan menyarankan mereka menikah lagi dengan
perkiraan bahwa pernikahan pertama mereka tidak mengandung obat cacingan.
Dengan perangai yang lebih ilmiah
saya mencoba mencari musabab kurus dan apa gerangan solusinya. Dari banyak
artikel yang ditampilkan mesin pencari, penjelasan cukup sederhana adalah begini.
Kurus disebabkan makanan yang dikonsumsi seseorang tidak memenuhi kebutuhan
standar kalori tubuhnya. Perhitungan sederhana, jika kebutuhan kalori tiap hari
1000, namun makanan yang disantap hanya mengandung 700 kalori, tidak elok
berharap berat badan bertambah. Tentang cara melihat kebutuhan kalori tubuh sudah
menjamur di internet.
O, ternyata biang masalahnya adalah
kalori, bukan menikah, setidaknya menurut penuturan ahli gizi. Tuan peramal
sepertinya perlu lebih banyak belajar.
Tanpa berupaya mempersulit keadaan,
anda yang ingin lebih berisi—sebagaimana saya—jangan dulu menganggap memenuhi kebutuhan
kalori adalah perkara enteng. Jika menginginkan hasil maksimal, anda perlu
nyemil makanan berkelas tiap hari: Oats, peanut butter, buah (yang mengandung
gula), daging, dan telur. Sekali lagi, tiap hari.
Cemilan di atas sangat baik bagi
kebutuhan gizi tubuh saya namun tidak baik bagi isi dompet. Dengan demikian
saya memilih tidak mengeluh lagi tentang tubuh kurus dan mencoba membuat daftar
kelebihan bertubuh minimalis, atau dalam pengucapan di atas: bertubuh tipis. Berikut
daftarnya.
Pertama, dianggap tirakat. Saya kira
ini kelebihan yang cukup keren meski tidak ilmiah. Anda bisa mengatakan orang
kurus kurang makan dan mereka bisa menjawab dengan sedikit nuansa sufistik:
Saya tirakat, Kisanak, tidak ada orang tirakat yang berpipi chubby dan bertubuh bulat.
Kedua, mampu mengeluarkan bunyi. Saya
tidak tahu apakah orang kurus lain mampu memproduksi bunyi-bunyian, tapi saya
bisa. Sedikit memutar dengan lembut jempol kaki, tulang-tulang seperti saling
bertabrakan dan mengeluarkan bunyi ritmis: Cetok! Cetok! Cetok! Beberapa kali
sendi juga berbunyi demikian.
Jika saya menginginkan bunyi dengan tempo cepat, saya bisa sedikit memutar secara berlawanan antara tubuh bagian atas dan bawah, maka di bagian pinggang akan berbunyi: krutuk! Mungkin 10 atau 20 orang kurus, dengan pembagian nada ketukan sedemikian rupa, dapat membikin musik keroncong alami.
Jika saya menginginkan bunyi dengan tempo cepat, saya bisa sedikit memutar secara berlawanan antara tubuh bagian atas dan bawah, maka di bagian pinggang akan berbunyi: krutuk! Mungkin 10 atau 20 orang kurus, dengan pembagian nada ketukan sedemikian rupa, dapat membikin musik keroncong alami.
Ketiga, mudah nyelip. Saya tidak
pernah berharap dikejar orang bertubuh besar di tengah kerumunan. Namun jika
itu sangat sangat terpaksa terjadi, sepertinya saya akan mudah lari darinya
karena anda sendiri pasti dapat membayangkan betapa mudahnya orang kurus
menyelip di tengah keramaian seolah dirinya selembar kertas. Saya pernah
terjebak di stadion dan berhasil menyusup keluar melalui pagar buatan yang sedikit
kedodoran. “Jiamput!” kata orang yang melihat usaha saya berhasil sedangkan ia gagal.
Keempat, mudah disimpan. Ah, meski
saya tidak berharap dikutuk menjadi barang, sepertinya hal ini tidak bisa
dibantah: saya mudah disimpan. Tentu saja jika ada psikopat yang usil menaruh
saya pada bagasi mobil atau kulkas satu pintu. Baiklah karena saya sangat tidak
berharap ini terjadi, anggap saja mudah disimpan adalah perkataan lain dari
hemat tempat.
Kelima, saya kehabisan ide. Silakan
jika anda kurus dan merasa daftar saya masih kurang bisa menambah sendiri. Misalnya
orang kurus mudah terbang ditiup angin seperti layang-layang. Tentu saja ini
kelebihan karena tidak perlu sayap untuk dapat terbang. Meskipun ini cara
terbang yang tidak akademis dan ilmiah, setidaknya sudah lebih baik dari pada
peramal yang menganggap obat kurus adalah menikah.