Sabtu, 05 Februari 2022

Patah Hati 2: Kedok Sang Manipulator

Catatan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Untuk mendapat pemahaman yang utuh, anda bisa membaca tulisan pertama di sini, jika berkenan tentu saja.


***


Kata Pak Winch, tidak perlu mencari alasan yang tidak perlu. Tidak ada penjelasan perpisahan yang akan memuaskan. Tidak ada penjelasan yang menghilangkan rasa sakit kita. Jadi, tidak ada pilihan lain kecuali menerima bahwa dia menikah, dan singkirkan pertanyaan mengapa dia menikah dengan orang lain, karena kita butuh penutupan ini untuk melawan narkoba kita. Kita butuh penerimaan. Kita tidak boleh memunculkan celah di mana harapan untuk kembali bisa muncul.


Patah hati adalah manipulator utama. Aspek lain yang muncul ketika kita patah hati adalah mengidealkan si dia. Kita menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengingat senyumnya; betapa hebatnya perasaan dia pada kita. Kita hanya membuat kehilangan kita terasa lebih menyakitkan. Padahal tiap orang tidak sempurna, eh? Bagaimana kalau kita mengingat ketika ia merengut; ketika ia marah; ketika ia mengeluarkan perangai yang tidak kita sukai. Itu lebih berfungsi. Bukan untuk membenci, tetapi untuk melihat bahwa kita punya peluang mencari yang lebih cocok.


Pikiran kita akan mencoba memberi tahu bahwa pasangan kita sempurna. Tidak. Ayolah. Sekarang kita bergeser ke Miguel, untuk membuktikan bahwa tidak ada manusia yang kebal patah hati.


Miguel adalah eksekutif senior berusia 56 tahun di sebuah perusahaan. Lima tahun setelah istrinya meninggal, dia merasa siap untuk mencari pasangan pengganti. Dia bertemu Sharon, dan romansa angin puyuh terjadi, tumbuh rasa cinta secepat kilat meski di Indonesia Pak Miguel sudah cocok dipanggil kakek. Miguel lebih bahagia dari tahun-tahun sebelumnya. Kita tahu, ketika masa pertemuan pertama, hormon endorfin sebagai pemicu rasa bahagia sedang memuncak, yang sialnya hormon ini makin menipis dari hari ke hari hingga hilang sama sekali. Dan kita tidak lagi merasa bahagia bersama pasangan.


Tapi sebelum hubungan mereka genap berusia satu tahun, Sharon meninggalkan kakek Miguel. Bu Sharon memilih pindah untuk dekat dengan anak-anaknya, dan tidak ingin mempertahankan Miguel karena jarak rumah mereka jauh. Bu Sharon enggan LDR-an.


Efeknya, seperti Kathy, Miguel hancur, dan benar-benar buta. Dia hampir tidak berfungsi di tempat kerja selama berbulan-bulan, dan hampir dipecat. Konsekuensi lain dari patah hati adalah bahwa perasaan sendirian dan kesakitan dapat secara signifikan mengganggu fungsi intelektual kita, terutama ketika melakukan tugas-tugas kompleks yang melibatkan logika dan penalaran. Ini untuk sementara menurunkan IQ kita. Kurang sialan apa patah hati ini?


Bukan hanya intensitas kesedihan Miguel yang membuat orang disekitarnya bingung, tapi juga durasinya yang sangat panjang. Bahkan Miguel juga bingung dan malu karenanya. “Apa yang salah dengan saya?” katanya. Ia hampir sedih selama satu tahun untuk hubungan yang hanya bertahan satu tahun. Mengapa?


Setelah diusut, Sharon adalah sosok aktif di dunia sosial. Dan Miguel mendukung itu. mereka berdua terlibat aktif di tempat ibadah, melakukan aksi sosial dengan pasangan lain, dan seterusnya, dan sebagainya. Dan ketika hubungan ini putus, Miguel kehilangan komunitas sosialnya bersama Sharon. Ini menimbulkan kekosongan. Dan kita juga berpeluang sama. Kita mungkin merasa kosong saat patah hati, dan kehilangan identitas kita.


Mengenali kekosongan itu dapat pula menjadi pintu masuk untuk mengisi kekosongan dengan cara lain. Kita bisa membangun kembali siapa diri kita dan tentang apa hidup kita, cita-cita, harapan, dan seterusnya. Dan selama proses ini, kita tidak boleh mencari-cari alasan kenapa kita putus, sebagaimana yang dilakukan Kathy, sebab itu adalah perusak proses penyembuhan. Mengidealkan mantan hanya memanjakan pikiran dan memberi kesempatan mereka untuk memiliki peran dalam bab berikutnya hidup kita. Seharusnya tidak.


Mengatasi patah hati jelas sulit, tetapi  menurut Pak Winch yang telah menghadapi ratusan kasus patah hati, jika kita menolak pikiran sesat kita, dan mengambil langkah untuk menyembuhkan, seperti di atas, kita dapat secara pelan-pelan pulih. Jika kita menghadapi kenalan patah hati, kita patut berbelas kasih, dukungan sosial penting untuk pemulihan mereka. Dan kita patut bersabar juga, karena mereka butuh waktu lebih lama untuk move on dari pada yang kita kita. 


Dulu saya tidak tahu apa yang terjadi ketika patah hati, mengapa perasaan ini begitu kuat. Tetapi saya tahu satu hal: Saya bisa belajar dan mencari penjelasan. Dan itulah penjelasan paling memuaskan, sependek proses pembelajaran saya sekarang. Ketika manusia patah hati, terjadi pertempuran dalam pikiran mereka. Untuk bisa memenangkan pertempuran, mereka harus memahami senjata dan kekurangan lawan. Senjata itu adalah hilangkan kebiasaan mencari alasan putus; hindari idealisasi pasangan; hindari mengikuti media sosialnya. Hindari semua narkoba itu.