Jumat, 15 Juni 2018

22 Tahun


“sungai yang diarungi membuat seorang menjadi makin kuat, namun sungai yang dipandangi cuma akan melemahkan hati”
Ujar Chaska pada Gio

Apa kabar? seorang yang beberapa hari lalu berusia 22 tahun. apa kabar? Pertanyaan yang membosankan, bukan? Kau mungkin sebaik dan seburuk biasa. Yang kedua semoga cepat menyingkir, di ulang tahun ke-22-mu.

Aku... bocah yang ingin berkaca pada bola matamu, juga ingin mengucapkan “selamat” dengan cara yang tak klise. Namun tentu kau tahu, aku orang yang tak cakap merumuskan kata yang tepat untuk mengemukakan sinonim “selamat ulang tahun”. Untuk berkirim pesan saja aku kikuk, apalagi untuk turut merayakannya dengan kue cantik berasa lezat maupun kado.

Apa arti ulang tahun?

Aku tak pernah yakin, sudah bertahun-tahun pergantian usiaku tak pernah aku harap ada ucapan, apalagi perayaan. Dan aku tak pernah tertarik merayakannya. Namun, pada pergantian tahunmu, aku memutuskan merayakannya. Beberapa hari yang lalu, sedikit kuundang kawan sebaya, aku hidangkan makanan pada mereka dan berpesan, “hei, Pal... maukah kau doakan seorang guruku yang sedang bertambah usia?”

“Tentu kawan, semoga gurumu makin sejahtera” jawabnya.

“Emm... kau punya stok doa lain” tanyaku?

“Hei, gurumu akan menghargai doaku, bukan?”

“Tentu saja, maksudku, aku ingin kau mendoakan guruku dengan kalimat yang spesial”

“Spesial? Sejak kapan ada doa kelas VIP? Lagi pula sejak kapan kau merayakan ulang tahun gurumu? Dan kenapa ia tak diundang?”

“kau tahu, guruku sedang sibuk, karena ia bukan sekedar guru biasa.”

“guru istimewa maksudmu? Sepertinya kau akan merayakan hal yang sama tahun depan, meski tanpa ia tahu?”

Aku tersenyum.

“Tentu saja, ia tak perlu tahu, apalagi mengerti, tapi bagaimanapun ia akan tahu. Karena ia bukan guru biasa, lebih dari itu, ia akan mengarungi sungai, tak hanya memandanginya.”

“Terserah kau saja” jawab kawanku yang baik.
Kami menyantap makanan, untuk sebuah ulang tahun.